Thursday, December 24, 2009

Bangunkan Aku!

1.
Bangunkan aku dengan mantrammu,
Chairil, dan segala sumbang binatang jalang
bila kau dapati tlah patah arangku
dan kering tintaku

Kawan sejati bukan ia
yang merdu mendayu
dan me"Nina Bobok"kan.
Bukan pula bujuk merajuk
saat suntuk
di ke'entah'an.

Melainkan sambal terpedas
dan kopi hitam mendidih panas
bersemat sebatang kata
membara
terselip di ujung bibirnya
sinis
membakar malam...

...dan senyum simpul pun mengepul.

2.
Bangunkan aku dengan seru-MU
yang menggebu
menderu debu
menggugahku bergegas menuju
garis depan bagi yang sepaham
se - tuju

Guru sejati bukan ia
yang mengajarkan kemapanan
dalam kepasrahan
menyuntikkan ber-ampul-ampul
kata penenang
mengantar lelap di per'adu'an
hingga tak kenal kata menang

Tetapi DIA
yang telah memaklumi kehidupan
dan menginsyafi kematian
akan slalu menguatkan
Sang Murid mengikuti jalan
hingga mencapai kebeningan
lenyapnya segala misteri
bagi Sang Pencari.

menyatu dalam Sang Terang
...menuju pembebasan !

3.
Bangunkan aku !
sebelum aku membangunkanmu
dari tidur panjangKU

Bangunkan aku !
sebelum AKU menjelma mimpi burukmu,
mimpi burukku

Bangunkan AKU !
sebelum aku beranjak mencintaiMU
berlari dan mengungsi
dari medan segala pertempuran

Bangunkan AKU !
bersama KITA teguhkan
iman perlawanan !
_______

...tiada kamu, tiada aku
tiada AKU, tiada kamu, tiada aku
tiada KITA
tiadalah...
hanya kita
(yang ringkih, fana, dan papa
dalam keabadianNYA)

pada setiap gerak per detak pikirnya
diburu khayalan dan bayangannya
tentangNYA.
(membayangkan sorgaNYA
mengkhayalkan tiadaNYA)

mengencingi nerakaNYA
yang tak padam jua

rupaNya kita yang tak paham jua.
maka;
"TERJADI...TERJADILAH !"
papa kita tak henti
fana kita abadi
abadilah kita
abadi dalam ketidakabadian

-----------

Bangunkan AKU !
kirimi aku mukjizatMU
keajaiban kataMU;
"Jadilah kehendakMU
di bumi seperti di sorga."
membangkitkanKU
lebih dari yang aku mampu

Bangunkan AKU !
aku mau hidup melebihi
seribu tahun lagi
melewati Chairil
lampaui bermil-mil
milenium lagi
aku ingin berjumpa
para nabi
yang abadi
mengenyam cahaya
hikmah Anbiyaa'
bersamaNYA

Bangunkan aku.
kumohonkan diriMU
besertaku dalam AKU
tiada kita... tiadalah KITA
hanya AKU
satu
aku adalah KAMU
kamu adalah AKU
berpadu dalam laku
mengAKU...

Bangunkan aku.
karena masa pengAKUan
akan datang
menggantikan keakuan
yang menyengsarakan

Segala kegelapan
musna dari keberadaan
semua menjadi terang
benderang
seiring genderang perang
dan sangkakala sorga Hyang
berkumandang

Di depan gerbangNYA,
Siddharta mengetuk
dengan mengasong mangkuk
menebar senyum muluk
bagaikan dewa mabuk

Di sisi kiriNYA,
Marx duduk tertunduk
sekali-dua terbatuk
bersuntuk baca kitab suluk
yang purba puaka dan buluk
"Hmm...kemelaratan harus dibebaskan
dari kutuk !"
geramnya lirih, keluar dari lubuk
jidat botaknya digaruk - garuk
sambil 'manthuk-manthuk'
dan mulai mengantuk

Di sisi kananNYA,
Tampak seorang anak manusia
yang luar biasa gagah parasnya
Pandangnya menerawang dunia
menyusuri belahan – belahan buana
Tampak air matanya
menitik ke pangkuannya
Kesedihan meliputi batinnya

Saat ia palingkan pandang
Ke arah dalam gerbang,
tampak matanya berbinar terang
melukiskan kebahagiaan
mengawang menjelma dalam bayang
mendekat saat yang dijanjikan
akan segera datang
terbukanya gerbang impian

Ia serupa manusia yang telah diselamatkan
dari beringasnya kebodohan dan kekejaman
orang – orang Israel jaman penjajahan,
sewaktu pendudukan kekaisaran

Di tangan kanannya tergenggam sebuah gulungan
bersemat catatan akherat dan wahyu Tuhan
Di tangan kirinya tergenggam gulungan
bertuliskan ikhwal dunia
dan serat jangka segala pujangga

Kembali ia menatap nanar pada dunia
Dan kembali menangis dalam duka nestapa

Kudekati ia dengan Tanya;
“Kenapa ?”
Ia menyambutku dengan sabda;
“Simpan tanyamu dan jangan berkata – kata.”

Aku bergeming dalam terdiam…

“Masuklah engkau wahai anak manusia ke dalam hatiku !
Kita akan saling berbicara dari hati ke hati,
Karena kata – kata tak mampu menjelaskan semuanya.
Masuklah ke dalam hatimu,
maka akan kau pahami hatiku.”

Bagai disapa sihir, aku menurut saja
Seperti kerbau dicocok hidungnya

“Baiklah, aku kini bisa melihat apa yang kau lihat,
Dan memaklumi kenapa engkau menangis
pada duka yang tak sanggup kutulis.”

“Lihatlah Saudaraku, dimana bangsaku,
Bangsa Israel yang dulu kuperjuangkan
hingga kini masih membara oleh angkara
Yerusalem telah serupa neraka
Orang – orang bertikai dan saling adu daya
Manusia membunuh manusia
atas nama agamanya
Bangsaku sendiri telah mengingkariku
dan mengingkari firman Bapa-ku
Mereka kembali membudak dungu
mengabdi kepada si mata satu.”


“Bukankah semua telah menjadi kehendak Bapa-mu ?”

“Benar Saudaraku,
Tetapi Bapa-ku pun berkata
Agar manusia sepatutnya berusaha
menuju kebahagiaan terbaik
dalam jalan dan cara terbaik.”


“ Mereka beranggapan bahwa perang jalan terbaik
Sedangkan engkau menganjurkan kasih
dan perdamaian sebagai jalan terbaik...
Apakah keduanya bisa dipersatukan
dalam kedamaian ?”

“Hanya kematian yang akan mempertemukan
Mereka dalam kedamaian.”


“Lalu kenapa semua kautangisi ?”

“Aku menangis karena aku belum bisa bertemu Bapa-ku
Aku belum akan memasuki sorga Bapa-ku
Sebelum selesai urusanku di dunia.”


“Karena itulah, kau akan turun lagi ke dunia?
Memperbaiki kesalahan – kesalahan manusia ?”

“Ya, menebus kesalahan – kesalahanku sendiri,
memperbaharui apa yang harus diperbaharui
Sekaligus mempertahankan dan menjaga
apa yang mestinya dijaga.”


“Maafkan aku yang belum memahami arti
dari apa yang kau maksud.”

“Aku akan turun ke dunia dan terlibat perang
bersama barisan Al Mahdi yang telah terjanji.”


“Jadi kau kini sepakat perang ?”

“Ya, perang melawan kebathilan
Karena hanya dengan jalan itu
aku akan memperoleh kedamaian
Di sisi Bapa-ku.”


“Al Mahdi ?”

“Al Mahdi akan memimpin di garis depan
Ia muncul bersama kaum dari timur,
mereka berperang dengan kedamaian
Tidak mengandalkan kekuatan tentara
dan senjatanya tersimpan dalam dirinya
sebagai berkah dari Tuhannya
Ia berperang melawan Dajjal,
si mata satu.”


“Maafkanlah aku yang belum juga mengerti.”

“Kaum dari timur,
dari pulau – pulau dan benua
dari sanalah jiwaku terpanggil.
Di masa remajaku,
aku pernah singgah dan berguru
ke Himalaya dan negeri – negeri timur
lalu aku kembali ke Yerusalem,
mengajar kebajikan dan penyembuhan
hingga terakhir kali,
dari Golgota aku menanggalkan dunia
dalam usia muda.
Tetapi aku tidak terbunuh,
Bapa-ku menyelamatkan
dan mengangkatku
ke suatu tempat yang tinggi
dan menyerupakan seseorang
untuk menebus dosanya,
menggantikan salibku.”

“Kau rindu pulang ke Yerusalem ?”

“Yerusalem telah serupa neraka,
aku akan memasuki Yerusalem baru di negeri pulau
Antara dua benua dan dua samudra
tempat bertemunya musim – musim
Tempat terkaya flora dan fauna
dan kaya mineral bumi di dalam rahim
Muara bertemunya segala budaya
Dari sanalah kukabarkan iman perlawanan
Menentang durjana, si mata satu.”

“Si mata satu ?”

“Manusia dikaruniai dua mata
Seharusnya pandangannya luas dan bebas
untuk terus mencari kebenaran
Si Mata Satu berpandangan sempit dan picik,
tingkah lakunya bagaikan memakai kacamata kuda
Ia menganggap dirinya yang paling benar dan paling kuat.
Ia berhukum pada hukum rimba, keserakahan, dan kezaliman.
Ia dajjal ! iblis ! bileam ! luchifer !
tempat bersemayam segala kutuk dan laknat
Sedang Al mahdi berhukum pada tali Allah dan tali manusia,
serta tata bijaksana kepada semesta.”

“Apakah yang kau maksud perjuangan masyarakat madani
melawan manusia – manusia rimbawi ?
Apakah maksudmu survival of the wisest melawan survival of the fittest?”

“Bahasamu terlalu rumit dan sulit.
Yang jelas aku akan menyempurnakan hukumku;
Bukan berikan pipi kanan jika ditampar pipi kirimu,
Tetapi;
Sapa utang mbayar, sapa njilih mbalekake
Utang nyawa saur nyawa, utang wirang nyaur wirang.”


“Sepertinya aku pernah mendengar…”

“Ya, ada tertulis…
Dalam gulungan yang kupegang,
adalah serat jangka dan ilmu ‘pakiwan’
Semua kugenggam di tangan kiriku.
Dan semua kalam Tuhan dari nabi – nabi sebelumku
dan nabi sesudahku
Kugenggam di tangan kananku.”

“Apa lagi yang tertulis di sana ?”

“Bukan berikan pada Kaisar apa yang berasal dari Kaisar
dan berikan pada Tuhan apa yang menjadi milik Tuhan…
Tetapi;
Berikan semua yang berlebih pada Tuhan, karena semua milik Tuhan
dan berasal dari Tuhan.
Berserah diri dan bersedekahlah !
Karena lebih mudah memasukkan seekor onta ke lobang jarum
daripada memasukkan orang kaya yang celaka ke dalam sorga.
Dan jangan berikan sekalipun karunia Tuhanmu
kepada penjajah dan penjahat !”


“Apakah penjajahan masih ada ?”

“Penjajahan seperti halnya kejahatan
Selalu memperbarui diri
untuk berlomba mengingkari kebenaran
ia seperti bunglon yang berobah – obah kulitnya
dan kadang tampangnya sok suci.
Yerusalem masih dalam kuasa penjajah
Dan Yerusalem baru yang sekarang,
dibangun di atas tanah dan kemunafikan kaum penjajah
Mereka yang dahulu menjajah bangsaku, Israel
dan mengusirku serta berkeras meniadakan keberadaanku
Telah membangun Yerusalem palsu
di jantung kotaraja Kaisar penjajah.”

“Apa yang bisa kulakukan untukmu ?
Untuk membebaskan jiwamu ?”

“Kau bersabarlah dalam kesadaran,
Teguhkan iman perlawanan
agar Bapa-ku, Allahmu mendengar
Doa dan harapanmu untuk kedamaian
dan kebahagiaan hakiki.
'Bertekunlah dalam jalan kebenaran
Berjuanglah menetapi keadilan
Hiduplah dalam rasa kejujuran.'
Aku akan datang di tengah kaum dari timur
dalam kobaran api perlawanan
di bawah kibaran bendera hitam
Warna malam, warna keabadian
Warna kebijaksanaan
Mereka akan membebaskanku dan memasukkan aku
Ke dalam sorga Bapa-ku
Allahku. Allahmu. Satu
Aku adalah kamu
Kamu adalah aku
Satu dalam Allahku
Satu dalam rahsa kemanusiaan
Satu dalam keseimbangan alam.”


“Guru, apa yang harus kukabarkan dan kuperbuat kepada Saudaraku ?”

“Layanilah manusia yang sengsara,
seperti kau saksikan dalam sengsaraku.
Bebaskanlah mereka
Dan katakanlah;
Jangan bersedih !
Karena aku besertanya
dan turut turun berjuang bersamanya
Menggenapi janji Bapa-ku
Allah manusia dan seluruh alam.
Salam dan selamat untukmu
Saudara dan kawan seperjuangan.”

____________

Bangunkan aku selalu, SodaraKU
sebab mereka harus diperjuangkan
memasuki hidup
dan menghidupkan sorga
menghayati dan menyadari
keadaan semesta

Semoga semua makhluk
menyadari dirinya
menyadari diriNya
menyadari diriNYA

------------

(*pour: AH n PF n all the avantgardian, Chairil n my self)

Bali, Mei 2009


mimpi dan revolusi (digital imaging, charcoal fx)

No comments: