Thursday, December 24, 2009

Apa Yang Kau Pikirkan?

Apa yang Aku pikirkan ?

Aku memikirkan pertanyaanmu
yang berulang mengintaiku.
Setiap saat, kau selalu saja bertanya ;
“Apakah yang Anda pikirkan ?”
Memangnya kau siapa ?
Kawan ? Lawan ?
Setan ? Tuhan ?
Jawablah dulu tanyaku
sebelum kujawab tanyamu
dengan semua yang ada
di dalam dunia kecil benakku.
Oh…tidak !
Sekarang juga kuharus meninggalkanmu
Membiarkanmu dimabuk sibuk
dengan pertanyaan-pertanyaanmu
dan mempersilakan makhluk-makhluk lain
menyampaikan jawab tanyamu.

Apa yang Kau pikirkan ?

Aku mau rehat
Istirahat
Membayangkan tidur panjang
terbujur tenteram dalam kedamaian
berkubur bunga-bunga kamboja
berbantal dua batu kali yang kupesan
dari sungai berjeram terderas.
Oh tidak !
Aku memikirkan berjuang
menentang sakit gigiku yang meradang
dan semakin mengganas
Memikirkan musnahnya kuman-kuman
yang menyusun kerajaannya
di rongga mulutku.
Mereka seperti tengah membangun
gedung-gedung menjulang langit
hingga menembus kepalaku
bunyi suara palu bertalu-talu
ditimpali derak derek crane
dan deru bulldozer, mesin-mesin
dan suara-suara alat-alat berat lain
mesin-mesin yang bikin pusing.

Apa yang Kau pikirkan ?

Aku memikirkan
menyudahi semua siksa dan coba
mengunyah pahitnya getah kamboja
memamah berkuntum bunga-bunga indah
Memikirkan sekapur sirih untuk kucecap sebagai susur
biar bertapa di goa-goa mulutku
Aku memikirkan buah pinang dan secuil gambir pengusir sihir
Aku memikirkan sejumput kemenyan dan akar klembak
yang kan kukuburkan ke dalam jurang-jurang nyeriku
Aku memikirkan kopi balian yang kan kutaburkan
di atas kuburan kuman
Aku memikirkan sikat gigi dari serabut kawat kopling
yang kan hempaskan rasa sakit gigiku
Atau menyambut gergaji, biar kugorok saja rahangku
agar bisa kulihat jelas cacah kuman
yang bersemayam di dalam
Oh tidak !
Aku memikirkan betapa indahnya
mencinta dan merindu
betapa mulianya cinta, beserta kasihNya
Aku memikirkan tembakau pilihan
dari tanah kelahiran
menemaniku dalam penantian


Apa yang Kau pikirkan ?


Aku memikirkan perjumpaan
dan perjamuan bersamamu
dengan menunggang bulan lepas purnama
yang masih menyisakan warna merah tembaga
menyapa dari sebalik jendela
Andai saja aku sanggup beranjak ke beranda
akan kulambaikan nyawa padanya
untuk segera menjumpa yang baka
Oh tidak !
aku memikirkan kefanaan
aku memikirkan ketidakberdayaan
aku memikirkan kenyataan
memikirkan tiga sejati yang abadi

Apa yang Kau pikirkan ?

Sujud dan syukur…
Aku memikirkan pertanyaan yang berulang dalam Ar-Rahman
“maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang masih kau dustakan ?”
Aku memikirkan indahnya bersyukur
Aku memikirkan hela nafas yang teratur
Oh tidak !
Aku memikirkan diriku yang tersengal dan tersungkur
pada sakit yang tak jua mundur
walau berkali-kali ku berkumur
Sedetik sakit ini membawaku setahun lebih uzur
dan otak-ototku kendur, dan pandangku kabur
mendekat ke dalam kubur


Apa yang Kau pikirkan ?

Aku memikirkan diriku yang menyerah
dan kalah sebagai pengecut dan pecundang
Memikirkan epitaf pada nisanku
yang batal dipesan dari batu
cadas kali nan deras sekali
Tapi dari kayu jati murahan
dari kios penjual peti mati
di pinggir jalan
Di sana tersemat seuntai jati diri;
“Di sini dimakamkan seorang pengecut,
sebenar-benarnya kecut.”
Oh tidak !
Aku sedang bertapa di tengah laut
menyelam dalam luasnya samudra garam
Nafas-darahku asin dan haram
mengeram di dasar malam


Apa yang Kau pikirkan ?


Aku memikirkan Dewaruci
Aku memikirkan Ratu Samudra
Aku memikirkan Lord Neptune
Aku memikirkan Jack Dawson
Memikirkan pemuda mempesona
kan menceriterakan ihwal Titanic
dan mengajariku menggambar
jiwa-jiwa yang telanjang.
Oh tidak !
Aku membayangkan bangkitnya Captain Jack !
Jack Sparrow !
mengajakku berlayar lagi dan kembali
menjelajah tempat-tempat terindah.
Pulau ke pulau berlimpah berkah
Ia mempertemukanku kepada Jack Daniels
dan Kapten Hook, yang kan mencongkel gigiku
dengan tangan ganco-nya.


Apa yang Kau pikirkan ?


Aku memikirkan perjalanan,
pengarungan
Bertemu dengan kawan sejalan
mengarungi seberang demi seberang lautan
badai-badai kita hadapi !
pulau-pulau kita hidupi !
Lalu kita menyeberang langit
dengan perahu Nuh !
dengan memuat semesta jiwa penuh.
Oh tidak !
Aku merindukan pulang
Sebagian nyawaku masih tertinggal
di kampung halaman
Pada gairah fajar gadis cilikku,
cikal Anbiyaa-ku, cahaya hidupku,
tunas subur jiwaku
Aku merindukan pulang
pada petuah senja orang tuaku,
yang mengharukanku.


Apa yang Kau pikirkan ?

Aku memikirkan pulang
dan merelakan kehilangan demi kehilangan
Memikirkan pena terbaikku yang hilang.
Catur warsa tlah bertandang
saat kami bertapa di pinggir kota,
ia begitu saja keluar kamar
dan meninggalkan pertapaan karena lapar
Konon kabar, ia pergi mencari nasi bungkus.
Hingga sekarang pena emasku tak jua pulang
dan tinta cintaku keburu membeku
beranjak keras serupa intan berlian
Oh tidak !
Jiwaku-lah yang mengembara
bergentayangan menyusuri semesta
tersesat di ke-entah-an
Kehilangan jalan pulang

Apa yang Kau pikirkan ?

Pulang !
Aku memikirkan perjalanan pulang
menumpang truk angkut muatan
menyeberang menuju Blambangan,
menggugah Menak Jinggo menyatukan
arwah-arwah pemberontakan.
Lalu kembali menggelandang
membonceng kereta barang
sampai turun di stasiun Madiun
menjumpa Muso dan jiwa-jiwa pejuang
kemudian beranjak ke Ponorogo
melawat kekasih
Oh tidak !
aku mengangankan Maospati
memikirkan sang pembaca kematian

Apa yang Kau pikirkan ?

Aku memikirkan segenggam revolver meletus !
meledakkan gigiku
atau sepucuk tombak Kyai Pleret menembus gusiku
atau sebilah keris Setan Kober menghunus gerahamku
atau pedang sabit Otoman membabat rahangku
atau godam palu Lenin dan celurit Stalin
meremukkan mulutku
Oh tidak !
Aku memikirkan trisula nan bijaksana
yang tajamnya melampaui taring-taring singa.
Dan padanya aku berkata :
“ampuni dan selamatkanlah aku !”


Apa yang Kau pikirkan ?

Pengampunan !
Tobat !
Aku memikirkan At-Taubah,
sebuah surah tanpa sirah basmalah
Aku memikirkan janji-janji indah
yang harusnya kuterima dengan pasrah
Berbahagialah !
wahai Engkau penebar berkah
para hafidz dan hafidzah.
para salih dan salihah
para Abdillah.
Oh tidak !
Aku menghayalkan Rsi Viyasa sakit jiwa
di puncak ketegangan Bharatayuda
Aku membayangkan Sri Krsna salah sabda
dalam Bhagavadgita
Aku memikirkan wahyu yang menderu
pada Yohanes pembaptis yang terburu
Aku mengeja karomah Samsujen pada Jayabaya
dan hikmah Nuripin pada Bagus Takwin,
yang akhirnya takluk pada semat drajat pangkat
sebagai Ngabehi Ranggawarsita

Oh tidak !
Aku tengah mencacah arwah-arwah gentayangan
di langit kamarku yang mendadak remang temaram
dan datangnya Izrail
dan sangkakala Israfil
dan 99 nama dari Al Kamil
dan 666 sayap-sayap Jibril
dan 7777 doa-doa Sang Mikail

catur windu tersamar pada debil

Apa yang Kau pikirkan ?

Pergi !
mati sana ! atau gila saja !
Pergilah !
Sebelum kucurah ayat-ayat hujat
yang padamu kutoreh pada jidat
Pertanyaanmu sederhana
namun panjang jawabnya
Tanyakan saja pada yang lain.
atau hembuskanlah pada angin
Oh tidak !
tidak ! tidak !
Aku harus balas salam,
doa keselamatan kawan-kawan,
para kekasih Tuhan
Menghargai pemberkatan,
memaklumi peringatan
atas kelahiran
akan penuaan
dan kematian

Apa yang Kau pikirkan ?

Mengingat mati,
menjalin silaturahim dengan sodara,
kerabat dan kawan-kawan
masa kini dan masa lalu
Berbagi pandangan, impian dan harapan
dengan kawan-kawan masa depan
Oh tidak !
Aku masih saja memikirkan diriku sendiri
untuk menyudahi semua ihwal sakit gigi

Apa yang Kau pikirkan ?

Aku memikirkan aku
Aku memikirkan doa-doa
dan segala berkah itu
mereka curahkan untukku
terserak di belakang tanyamu
Aku mengharapkan kesembuhanku
Aku mengawangkan keawamanku
Aku menginginkan kemanusiaanku
Aku memohonkan balasan Tuhan
atas segala kebaikan kawan-kawan
Oh tidak !
Aku memikirkanmu !
Aku memikirkanmu wahai
Ida Sangiang F@$#b**K !
Aku memikirkanmu !
Memikirkan pertanyaan yang berulang.
Karena darimu dan padamu-lah,
semua doa balasan dan harapan
akan menemu kenyataan


Apa yang Kau pikirkan ?

Apa yang kau pikirkan jika Aku memikirkanmu ?


Apa yang KAU pikirkan ?

… !!!

?


------------------------------------------------------------------------

* "Catatan Sakit Gigi di Hari Jadi"


Bali, Juni 2009

No comments: